Data FOMO dan Kesehatan Mental Remaja Indonesia
Survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2023 menunjukan sekitar 1 dari 3 remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental, dengan kecemasan sosial sebagai salah satu faktor utama. Penggunaan media sosial yang intens berkembang pesat di kalangan remaja usia 15-24 tahun juga berkorelasi dengan meningkatnya FOMO dan stres digital. Studi lain menunjukkan, remaja perempuan lebih rentan terhadap efek negatif FOMO dibandingkan laki-laki.
Pemahaman Psikologis Tentang FOMO
Menurut Dr. Andrew Przybylski, FOMO terjadi ketika seseorang merasakan adanya ancaman sosial berupa kehilangan kesempatan penting yang dialami orang lain, yang kemudian memicu kecemasan dan stres. Psikolog remaja juga menjelaskan FOMO berkaitan erat dengan kebutuhan akan koneksi sosial dan rasa diterima dalam kelompok sebaya, yang merupakan kebutuhan psikologis utama pada masa remaja.
Pendekatan Psikologis dan Praktik yang Bisa Diterapkan
- Membangun Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Remaja diajarkan untuk mengenali gejala FOMO dalam diri, seperti kecemasan sosial yang muncul akibat perbandingan berlebihan di media sosial. Latihan mindfulness dan journaling dapat membantu remaja fokus pada pengalaman positif dan mengurangi rasa ingin selalu “ikut tren” - Mengelola Waktu dan Ekspektasi Media Sosial
Pemberian edukasi mengenai batas waktu penggunaan gadget dan media sosial penting agar remaja tidak terjebak dalam siklus FOMO yang merugikan. Orang tua dan guru perlu memberikan teladan dan membangun komunikasi terbuka tentang penggunaan teknologi yang sehat. - Memprioritaskan Interaksi Sosial Nyata
Mendorong remaja untuk lebih aktif dalam kegiatan komunitas, olahraga, atau hobi di dunia nyata membantu mengurangi ketergantungan pada validasi sosial di dunia maya dan memperkuat hubungan interpersonal yang sehat.[4] - Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional
Latihan empati, regulasi emosi, dan komunikasi efektif di sekolah dapat membantu remaja mengatasi kecemasan sosial serta membangun rasa percaya diri yang sehat sebagai perlawanan terhadap FOMO.