
Pernah nggak sih kamu merasa semangat beli buku baru, tapi setelah dibuka dua halaman… otakmu langsung nyerah? Buku jadi pajangan estetik di rak, padahal niatnya mau bikin hidup lebih pinter. Nah, ternyata itu bukan cuma “malas”, lho. David del Rosario dalam bukunya Buku yang Tidak Ingin Dibaca Otak Anda menjelaskan bahwa otak memang punya mekanisme pertahanan: ia lebih suka jalan pintas ketimbang berpikir keras.
⚡ Kenapa ini terjadi:
Otak kita dirancang buat hemat energi. Bagi otak, membaca buku yang menantang itu sama seperti olahraga berat: bikin lelah, butuh fokus, dan nggak instan. Makanya scrolling medsos terasa jauh lebih “mudah” dan “seru”.
🧠 Sisi psikologi modern:
Riset psikologi kognitif menunjukkan bahwa otak manusia lebih menyukai reward cepat. Notifikasi, video singkat, meme lucu — itu makanan cepat saji buat otak. Sedangkan membaca buku? Itu ibarat slow-cooked meal: butuh waktu, tapi gizi jangka panjangnya luar biasa.
💡 Solusi:
- Trik 5 menit pertama – Mulailah baca hanya 5 menit per hari. Otak akan terbiasa pelan-pelan.
- Hubungkan dengan hidupmu – Kalau bukunya terasa relevan, otak akan lebih “rela” bekerja.
- Ganti mindset – Jangan kejar tamat cepat, tapi nikmati prosesnya. Ingat: membaca bukan sprint, tapi maraton.
- Kurangi distraksi – Taruh HP jauh-jauh saat baca.
👉 Jadi, kalau selama ini kamu merasa “kok aku malas banget baca?”, berhentilah menyalahkan diri. Itu bukan kelemahan, itu desain alami otak. Justru dengan memahami ini, kamu bisa melawan balik: latih otakmu biar nggak cuma jadi penikmat scroll, tapi juga pencari makna.